Minggu, 21 Juni 2009

HUMAS BEDAH RUMAH WARGA


PAREPARE – Berbeda tahun-tahun sebelumnya, pada kegiatan Program Peningkatan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) Kota Parepare tahun 2009, Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota tidak saja melengkapi fasilitas rumah binaannya dengan hal-hal yang merupakan item penilaian tim penilai provinsi, tetapi juga melakukan kegiatan renovasi rumah milik I Kasse, salah satu rumah binaan program P2WKSS tahun ini.

Kegiatan yang berlangsung Sabtu (20/6) ini sempat menarik perhatian warga sekitar, dan berjalan layaknya program bedah rumah yang pernah hit di salah satu televisi nasional beberapa waktu lalu. Sejumlah warga sekitar rumah I Kasse yang tak lain adalah anak, cucu dan menantu I Kasse sendiri, turut membantu kegiatan renovasi rumah tersebut.

Menurut Kabag Humas, Iwan Asaad, AP, M.Si, kebijakan bedah rumah oleh pihaknya ditempuh sehubungan kondisi rumah I Kasse yang memprihatinkan. Apalagi, tambahnya, orang tua yang diperkirakan telah berumur lebih seratus tahun ini tidak memiliki keuangan memadai untuk memperbaiki sendiri rumahnya.

Selain kondisi kesehatan dan umur yang tidak lagi memungkinkan, I Kasse juga hanya tinggal berdua bersama anak menantu laki-lakinya yang berprofesi sebagai pekerja tak menentu. Sementara anak bungsu I Kasse yang sebelumnya tinggal bersama dirinya, pergi merantau ke Kalimantan. “Ada banyak hal yang kami coba lakukan, tetapi kami melihat bahwa prioritas yang paling dibutuhkan I Kasse adalah perbaikan rumah,” kata Iwan Asaad.

Selain serambi bagian depan yang diperbaiki dengan mengganti atap dan kayu balok-balok penyangga atap dengan seng dan kayu yang baru, pihaknya kata Iwan, juga melakukan pergantian dinding rumah I Kasse dengan bahan yang lebih baru. Selain itu, juga dilakukan pengecetan pada dinding dan tiang-tiang rumah untuk menghilangkan kesan kumuh. Iwan berharap, ke depan program P2WKSS dapat diselenggrakan secara lebih baik lagi, sehingga benar-benar dapat memberi manfaat kepada warga binaan.

Pelaksanaan program ini menurut Iwan, desain awalnya tidak saja diperuntukan pada fisik, tetapi juga penguatan pada kegiatan non fisik. Sehingga, ke depan kata dia, harus dilakukan dalam rentang waktu yang cukup dan tidak berlangsung seminggu atau dua minggu sebagaimana saat ini. Sementara itu, melihat kondisi rumahnya yang telah sedikit membaik dari sebelumnya, I Kasse cuma berujar singkat, “makanjami bolaku,” ujarnya dalam bahasa Bugis.

MEDIA CENTRE HUMAS PAREPARE DILENGKAPI HOSPOT GRATIS


PAREPARE- Pemerintah Kota Parepare kembali membuat gerbarakan baru. Sejak awal pekan lalu, Juni 2009, Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota melengkapi fasilitas Media Centre dengan hospot gratis, Kebijakan ini semakin memudahkan wartawan yang bertugas di Kota Parepare melakukan pengiriman berita serta upload foto ke redaksi masing-masing.

Penyediaan hospot gratis ini terlihat benar-benar dimanfaatkan oleh para wartawan, utamanya mereka yang posting di Kantor Walikota Parepare, Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah, Bapeda Kota Parepare, serta DPRD Kota Parepare. Setiap hari mereka memenuhi ruang Media Centre yang berhubungan langsung dengan ruangan Bagian Humas yang terletak di lantai dua Kantor Walikota Parepare.

Selain mengirim dan meng-upload foto, mereka juga banyak memanfaatkan ruang Media Centre sebagai tenpat diskusi dan browsing informasi di dunia maya. Kabag Humas Sekretariat Daerah Kota Parepare, Iwan Asaad, AP, M.Si, berharap, penyediaan akses internet gratis tanpa kabel di Ruang Media Centre akan semakin membantu wartawan melaksanakan tugas-tugas jurnalistik mereka.

Kendala sementara ini kata dia, adalah tidak sebandingnya antara kebutuhan komputer oleh para wartawan dengan fasilitas komputer yang tersedia di Media Centre. “Tentu belum semua wartawan memiliki notebook, ataupun jika ada, mereka malas menentengnya ke mana-mana, sehingga semestinya kami menyiapkannya komputer yang lebih memadai di ruang Media Centre,” katanya.

Belum lama ini Humas melengkapi ruang Media Centre dengan kursi sebanyak 24 buah dan AC kapasitas 2pk. Sementara untuk kebutuhan computer di ruang Media Centre Humas yang dioperasikan sejak akhir tahun 2008, menurut Iwan, pihaknya telah mengajukan proposal permintaan bantuan pengadaan komputer kepada Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia di Jakarta.

Hanya saja, pihaknya, ujar Iwan, belum bisa memastikan sejauhmana proposal ini terealisasi. “Pihak Depkominfo sebenarnya telah membuka kesempatan kepada kami mengajukan permintaan pengadaan computer bagi Media Centre, dan kami telah mengajukan persuratan secara resmi ke sana. Untuk Sulawesi Selatan yang telah memperoleh bantuan adalah Media Centre Humas Pemkot Makassar,” jelas Iwan.

Dia berharap, tahun ini program bantuan ini bisa terealiasi sehingga akan semakin mendukung kerja-kerja Media Centre Humas Parepare dalam memberikan kemudahan akses internet kepada wartawan yang bertugas di Parepare dalam mengirim berita ke medianya masing-masing.

Kamis, 18 Juni 2009

LINMAS PAREPARE SIAP AMANKAN PILPRES 2009


PAREPARE - Sedikitnya 286 orang anggota Linmas memenuhi ruang pertemuan Hotel Puri Gandaria-Lumpue Kota Parepare, Kamis (18/06). Kehadiran mereka atas undangan dari Dinas Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (kesbanglinmas) Kota Parepare dalam rangka mengikuti pelatihan dan sosialisasi pengamanan pemilihan presiden tahun 2009.

Penyelenggaraan kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada setiap anggota Linmas yang bertugas pada setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam Kota Parepare, hal-hal terkait upaya pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan. Pelaksanaan pelatihan bagi anggota Linmas tersebut, merupakan upaya awal untuk menciptakan ketentaraman dan ketertiban saat pelaksanaan Pilpres Juli mendatang.

Dalam laporannya, Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat Kesbang Kota Parepare, Ramlan Rahim,SE, mengatakan, pentingnya kesiap-siagaan setiap anggota Linmas merupakan pencerminan tekad kesiapan kita dalam mengamankan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun ini. Ditambahkan, jumlah anggota Linmas yang akan dilatih dalam pengamanan Pilpres mendatang disesuaikan dengan jumlah TPS yaitu 286 orang. “Dengan demikian,setiap TPS akan bertugas satu orang anggota Linmas yang telah terlatih,” terangnya.

Sementara itu, Walikota Parepare dalam sambutannya yang dibacakan Pelaksana Harian Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Kota Parepare, Iwan Asaad, AP,M.Si, menegaskan bahwa anggota Linmas merupakan garda terdepan dalam pencegahan berbagai kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Olehnya itu diharapkan kepada anggota linmas yang bertugas hendaknya senantiasa proaktif, serta terus siaga dan waspada terhadap berbagai kemungkinan upaya pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin mengacaukan jalannya pemilihan presiden di daerah ini.

Melalui kegiatan sosialisasi ini, Iwan mengajak semua komponen yang ada untuk menyatukan komitmen mengawal pelaksanaan Pilpres 2009. “Mari terus sosialisasikan kepada masyarakat kita, lingkungan kita serta keluarga kita untuk terus menjaga suasana daerah kita yang telah kondusif. Kiranya tidak mudah terprovokasi, atau terpancing isu-isu yang sengaja dihembuskan pihak-pihak tak bertanggung jawab yang menginginkan kekacauan dalam pelaksanaan pilpres mendatang,” katanya.

Rabu, 17 Juni 2009

SEKOLAH DIMINTA TIDAK HANYA KEJAR KELULUSAN UAN


PAREPARE- Era yang semakin kompetitif dewasa ini telah menuntut lembaga-lembaga pendidikan yang ada memiliki prakarsa dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar selepas mengenyam pendidikan di sebuah sekolah, mereka bisa survive di tengah dinamika kehidupan yang begitu kompleks dan kompetitif.

Penegasan ini disampaikan Kabag Humas Sekretariat Daerah Kota Parepare, Iwan Asaad, AP, M.Si yang mewakili Walikota Parepare pada acara penamatan/pelepasan Kelas XII SMA Negeri 1 Parepare, Rabu (17/6). Sehubungan dengan hal tersebut, Iwan meminta, sekolah tidak hanya mengejar angka jumlah kelulusan dalam kegiatan Ujian Akhir Nasional (UAN), tetapi juga mampu menyiapkan peserta didik untuk bersaing dan eksis usai mereka lepas dari lembaga pendidikan bersangkutan.

Hal ini kata dia, penting mengingat tentu tidak semua siswa yang telah menamatkan pendidikan, melanjutkan studi ke perguruan tinggi. “Sebagian dari mereka, oleh karena berbagai alasan, tidak bisa mengenyam pendidikan lebih jauh,” kata Iwan saat membacakan sambutan Walikota Parepare.

Iwan juga meminta agar sekolah tidak hanya mempersiapkan anak didiknya dengan bekal ilmu pengetahuan umum semata, Pesatnya perkembangan dan kemajuan di berbagai bidang saat ini kata dia, telah berpengaruh terhadap kehidupan peserta didik, baik terhadap cara berpikirnya, maupun cara bertindak dan berperilaku mereka.

“Karena itu, selama mereka berada di sekolah, sepatutnya mereka diberi bimbingan ilmu dan ahlak yang memadai sebagai bekal dan modal untuk bertahan dan sekaligus melawan hal-hal yang merusak itu. Anak-anak kita tidak cukup hanya dibekali ilmu pengetahuan, tetapi juga sangat membutuhkan bekal pendidikan budi pekerti. Harus ada keseimbangan antara kemampuan berpikirnya dengan perkembangan rohaninya yang baik,” katanya.

Sementara itu, Kepala sekolah SMAN 1 Parepare, Drs. Palemmui,MM, mengatakan, dari 347 siswanya yang mengikuti UAN tahun ini, 346 dinyatakan lulus. Dengan demikian, yang gagal dalam pelaksanaan UAN lalu hanya satu orang. Dibanding tahun sebelumnya, jelas ini merupakan keberhasilan, karena pada pelaksanaan UAN 2008, siswa SMAN 1 Parepare yang tidak lulus mencapai puluhan orang.

Tahun ini SMAN 1 Parepare juga berhasil meningkatkan jumlah siswa yang berhasil lolos ke perguruan tinggi tanpa tes. Menurut Wakil kepala sekolah SMAN 1 Parepare, Drs.Muh.Yahya, yang dikonfirmasi disela-sela acara tersebut, dari 346 siswa yang dinyatakan lulus, 47 berhasil masuk perguruan tinggi tanpa melalui di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Selasa, 16 Juni 2009

TINGKAT KELULUSAN SISWA SMA MENINGKAT


PAREPARE – Tingkat kelulusan siswa SMA Kota Parepare tahun ini terbilang meningkat dibanding tahun sebelumnya. Beberapa SMA di daerah ini bahkan mampu meluluskan siswanya hingga 100 persen. Ini cukup menggembirakan mengingat standar kelulusan SMA secara nasional tahun 2009 lebih tinggi dibanding tahun 2008.

Pada tahun 2008 dengan standar kelulusan sebesar 4,25, Parepare hanya mampu meluluskan siswanya sebanyak 92,5 persen. Sementara pada tahun 2009, dengan standar kelulusan 5.50, Parepare berhasil meningkatkan prosentasi kelulusan UAN hingga 96 persen.

Sejumlah SMA yang berhasil mencapai angka kelulusan hingga 100 persen adalah SMA Negeri 5 (unggulan) Parepare, SMA DDI, MA DDI Libanat, serta MA DDI Albadar. Demikian halnya dengan sejumlah SMA lainnya baik negeri maupun swasta, meski tidak seratus persen namun semua memperlihatkan peningkatan angka kelulusan yang berarti.

Kabag Humas Sekretariat Daerah Kota Parepare, Iwan Asaad, Ap, M.Si, mengatakan, dari 2.254 siswa SMA yang mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) akhir Mei lalu, yang tidak lulus berjumlah 72 orang. “Bandingkan dengan tahun lalu, angka ketidaklulusan siswa SMA dalam UAN tahun 2008 cukup besar yakni mencapai 225 orang,” katanya.

Diakui Iwan, jika angka 72 siswa yang tidak lulus di Kota Parepare belum termasuk siswa SMK. Tidak dimasukannya siswa SMK dalam perhitungan siswa yang tidak lulus untuk sementara, karena masih ada nilai ujian siswa SMK yang belum keluar, yakni nilai ujian kompetensi.

Sejumlah SMA memperlihatkan angka penurunan ketidaklulusan yang signifikan adalah SMA Negeri 1 Parepare, dari 12 orang tahun 2008 menjadi 1 orang pada tahun 2009. SMA Negeri 2 Parepare dari 10 orang tahun 2008 menjadi 5 orang tahun 2009, SMA Negeri 3 Parepare dari 22 orang tahun 2008 menjadi 18 orang tahun 2009. Rata-rata siswa yang tidak lulus berasal dari kelas bahasa.

Rabu, 10 Juni 2009

CAPPAGALUNG MASUK ENAM BESAR LOMBA KELURAHAN


PAREPARE- Kelurahan Cappagalung masuk enam besar dalam lomba kelurahan se- Provinsi Sulawesi Selatan.Rencananya, besok (11/6) Lurah Cappagalung diminta untuk menghadiri kegiatan presentasi di depan tim independen perlombaan desa dan kelurahan tingkat Provinsi Sulawesi Selatan di Gedung Pelatihan BPM Makassar.

Hal tersebut diungkapkan Kabag Humas, Iwan Asaad,saat ditemui di ruang kerjanya Rabu (10/6).Menurutnya, kepastian Cappagalung masuk dalam enam besar tersebut sesuai dengan surat Gubernur Sulawesi Selatan nomor 414.4/3273/BPM tanggal 9 Juni 2009.

Cappagalung, terang Iwan, akan bersaing dengan Kelurahan Adatongeng Kabupaten Maros, Kelurahan Amassangan Kota Palopo,Kelurahan Bontonompo Kabupaten Gowa,Kelurahan Mapala Kota Makassar dan Kelurahan Sarira Kabupaten Tana Toraja.” Dari enam kelurahan ini,akan dipilih satu untuk mewakili Sulawesi Selatan ke tingkat nasional” ungkapnya.

etiap kelurahan, lanjut Iwan, akan mempresentasikan materi tertulis dan CD/flashdisk serta dokumen pendukung lainnya seperti prestasi yang telah diraih selama dua tahun terakhir.”Kita mengharapkan Cappagalung dapat meraih yang terbaik dalam perlombaan ini sehingga akan menambah penghargaan yang telah diterima selama ini” terangnya optimis. (*)

Selasa, 09 Juni 2009

MUNGKINKAH PAREPARE REBUT JUARA P2WKSS 2009 ?


PAREPARE– Setelah memperoleh anugerah Piala Adipura lima kali berturut-turut, 2009 tahun ini Kota Parepare juga bertekad merebut juara program Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS). Menjelang pelaksanaan penilaian tanggal 22 Juni 2009 mendatang, berbagai persiapan terus digenjot pemerintah kota.

Akan tetapi, melihat pengalaman dan berbagai persiapan yang dilakukan saat ini, timbul pertanyaan mungkinkah Kota Parepare bisa merebut juara P2WKSS tahun ini. Pelaksana tugas Kepala Dinas Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Parepare, Drs. HM. Hasbi Yusuf, Selasa (9/6), mengakui, jika dibandingkan dengan daerah lain, Parepare masih kalah dalam hal rentang waktu kegiatan pembinaan yang dilakukan di lapangan.

Dikatakan, kegiatan pembinaan yang dilakukan daerah lain berlangsung jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan penilaian, sehingga mereka bisa lebih siap. Kendati demikian, ia tetap optimis tahun ini Parepare mampu bersaing hingga di tingkat provinsi. “Saat ini kita telah menyusun peta sehubungan pembagian rumah binaan. Selain jajaran pemerintah daerah dan PKK, serta pihak perbankan, kita juga libatkan tokoh dan institusi masyarakat yang ada di lokasi binaan,” katanya.

Persiapan lain yang dilakukan pihaknya kata Hasbi Yusuf adalah kegiatan penyuluhan 10 sektor yang akan dievaluasi tim penilai setiap pukul empat sore setiap harinya. Salah satu poin minus penyumbang kekalahan kepada Parepare dalam penilaian P2WKSS tahun 2008 lalu, kata dia adalah kurangnya nilai pada program Gerakan Sayang Ibu (GSI).

Sehubungan dengan hal tersebut, ia berharap hal ini menjadi perhatian ekstra dinas kesehatan sebagai leading sector program GSI ini. Dia juga berharap, semua pihak ikut berperan aktif sehingga harapan menjadikan Parepare sebagai salah satu peraih juara P2WKSS bisa terwujud. “Saya harapkan tahun ini partisipasi dari semua sektor lebih dipermantap utamanya dalam hal pelaksanaan kegiatan di lapangan,” katanya.

Sementara itu, Kabag Humas Parepare yang juga Juru Bicara Pemda Kota Parepare, Iwan Asaad AP, M.Si, ditemui d ruang kerjanya, Selasa (9/6) mengatakan, untuk mewujudkan tekad Parepare merebut juara P2WKSS tahun ini terlebih dahulu harus dipahami tujuan penyelenggaraan program ini. P2WKSS kata dia, pada prinsipnya merupakan sebuah model pemberdayaan masyarakat yang merupakan cikal bakal program pemberdayaan masyarakat kurang mampu yang dilakukan sebuah stasiun televisi yang kemudian dikenal sebagai program bedah rumah dan bedah kampung.

Jadi menurutnya, tidak cukup satu sector yang dibenahi seperti GSI, namun semua sektor harus menjadi prioritas. Tak kalah pentingnya kata dia adalah partisipasi masyarakat. “Ini yang harus dipahami oleh camat dan lurah, karena berbicara pembinaan pada masyarakat kota seperti Parepare tentu berbeda dengan kegiatan pembinaan pada masyarakat pedesaan. Karakteristik mereka berbeda sehingga pendekatan yang dilakukan pun tentu tidak sama,” katanya.

Sekaitan tekad Parepare merebut juara P2WKSS, Iwan berharap semua pihak bisa all out. Kegagalan Parepare pada lomba P2WKSS tahun 2008 harus menjadi pelajaran. Dinas KB dan Pemberdayaan Perempuan katanya, harus dapat mendorong dan senantiasa mengingatkan instansi pembina yang telah ditunjuk, serta menyampaikan hal-hal apa saja yang masih harus dilakukan di daerah binaan.

Dia juga berharap, pihak penilai tingkat provinsi dapat menyampaikan kekurangan-kekurangan yang dimiliki Parepare sebagai bahan evaluasi dan perbaikan pada lomba P2WKSS berikutnya. “Jika Parepare tidak mengetahui kelemahan yang dimiliki, tentu sulit bagi Parepare melakukan perbaikan,” tukasnya.

Senin, 08 Juni 2009

PAREPARE PEROLEH PENGHARGAAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI


PAREPARE – Satu lagi prestasi Kota Parepare. Dengan lahan pertanian yang serba terbatas, Parepare tetap mampu membuktikan diri sebagai daerah penyumbang produksi pertanian secara nasional, khususnya tanaman padi sebesar 5 persen. Atas prestasi ini, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan penghargaan kepada Walikota Parepare, H. Mohammad Zain Katoe yang dinilai berhasil mendorong peningkatan produksi padi di daerahnya selama tahun 2008 lalu.

Kepastian terpilihnya Parepare sebagai salah satu daerah penerima penghargaan peningkatan tamanan padi tahun 2008, tertuang dalam surat Direktur Jenderal Tanaman Pangan Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Ir. Udhoro Kasih Anggoro, MS, Nomor : 171 KP 450 C4 5 09. Surat tersebut ditujukan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan yang selanjutnya diminta dilanjutkan kepada bupati/walikota yang masuk dalam daftar penerima penghargaan.

Ironisnya, sejumlah daerah tetangga seperti Kabupaten Pinrang dan Barru yang dikenal sebagai daerah-daerah penghasil padi di Sulawesi Selatan, justru tidak masuk dalam daftar penerima penghargaan yang akan diserahkan di Asrama Haji Donohudan, Boyolali Jawa Tengah, bertepatan dengan pelaksanaan Jambore Sekolah Lapangan Pengelola Tanaman Terpadu (SL-PPT) tahun 2009, Selasa (7/6).

Sementara itu, kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota Parepare, Iwan Asaad, Ap, M.Si mengatakan, selain Parepare ada 13 kabupaten/kota lain di Sulawesi Selatan yang turut mendapatkan penghargaan serupa, yakni Enrekang, Wajo, Selayar, Jeneponto, Bone, Soppeng, Sidrap, Bulukumba, Luwu Utara, Gowa, Pangkep, serta Palopo. Selain itu, Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo juga turut menjadi penerima penghargaan ini.

Kepala Seksi Tanaman Pangan dan Agribisnis Dinas Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan (PKPK), Ir. Abd. Wahid, mengatakan, dibanding tahun 2007, produksi tanaman padi petani Parepare mengalami peningkatan yang luar biasa yakni sebesar 24,17 persen. “Pada tahun 2007, kita hanya mampu memproduksi 44,70 kuintal per hektar, sementara pada tahun 2008 dengan luas lahan yang sama kita berhasil tingkatkan hingga 56,17 kuintal per hektar. Inilah yang menjadi penilaian pemerintah pusat sehingga Kota Parepare memperoleh penghargaan,” katanya, Kamis (4/6).

Dengan luas lahan 933 hektar, total produksi padi Parepare selama tahun 2008 adalah 5185 ton. Sementara pada tahun 2007 hanya berkisar 4152 ton. Ia tak menampik jika kenaikan produksi tersebut tidak terlepas dari peran para penyuluh lapangan dari Kantor Ketahanan Pangan Kota Parepare. Melihat pencapaian yang terjadi tahun 2008, Abd Wahid optimis, tahun 2009 total produksi padi daerah ini kembali dapat ditingkatkan.

Apalagi tambahnya, komitmen pemerintah dalam hal ini Walikota Parepare terhadap peningkatan produksi pertanian cukup besar. Sejumlah kebijakan disebutkan Abd Wahid seperti pengadaan alat-alat mesin pertanian (Alinstan) serta penyediaan pupuk dan obat-obatan yang memadai merupakan kebijakan Walikota Parepare di bidang pertanian yang patut diapresiasi. Selain itu, saat ini para petani juga terus didorong untuk menggunakan varietas benih yang telah bersertifikat, kegiatan pemupukan secara berimbang. Pemerintah juga terus melakukan perbaikan irigasi serta pembinaan kepada kelompok tani melalui kegiatan penyuluhan secara berkesibambungan.

Rabu, 03 Juni 2009

IWAN : TIDAK ADA ISTILAH ADIPURA KENCANA


PAREPARE –Kabag Humas Sekretariat Daerah Kota Parepare, Iwan Asaad, AP, M.Si mengatakan, istilah adipura kencana untuk daerah yang berturut-turut lima kali memperoleh Piala Adipura ditiadakan pemerintah pusat. Dengan demikian, predikat Piala Adipura yang diraih Kota Parepare tahun 2009 tidak menggunakan istilah Adipura Kencana sebagaimana sempat terwacanakan.

Penegasan ini disampaikan Iwan Asaad, Rabu (3/6) sehubungan keluarnya penetapan Kota Parepare sebagai salah satu dari 15 daerah di Indonesia yang memperoleh anugerah Piala Adipura tahun 2009. Kepastian penetapan Kota Parepare sebagai peraih lambang supremasi tertinggi nasional di bidang lingkungan hidup ini tertuang dalam surat Deputi Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup Kementrian Negara Lingkungan Hidup Nomor B-69/Dep.II/06/2009.

Dalam surat yang diterima Pemerintah Kota Parepare Rabu (3/6) disebutkan bahwa Kota Parepare merupakan kota peraih Piala Adipura Tahun 2009 untuk kategori kota sedang. Tidak ada kata-kata kencana dalam surat tersebut. Sejumlah daerah kabupaten/kota di Sulsel juga ikut mendapatkan Piala Adipura, seperti Pangkep, Barru, Soppeng, Wajo, dan Kabuaten Bone.

Iwan Asaad menjalaskan, acara penerimaan secara nasional dilangsungkan di istana negara pada hari Jumat (5/6) pukul 9.30 Wita, yang akan dihadiri langsung Walikota Parepare, H. Mohammad Zain Katoe. Rencananya, sebelum dibawa ke Parepare, piala kebanggaan masyarakat Parepare ini akan diserahkan kepada Gubernur Sulawesi Selatan.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, acara penjemputan akan dilakukan di batas kota, dan selanjutnya sebagai bentuk rasa syukur dan gembira, piala akan di arak ke seluruh penjuru kota. Dengan diperolehnya Piala Adipura untuk ke lima kalinya, Iwan Asaad berharap, kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan akan menjadi budaya masyarakat Parepare.