Kamis, 24 September 2009

MASYARAKAT PAREPARE NIKMATI LAYANAN INTERNET GRATIS


PAREPARE – Komitmen Walikota Parepare, H. Mohammad Zain Katoe memberikan kemudahan layanan akses internet kepada warga Parepare akhirnya terwujud. Semenjak Sabtu, 19 September 2009, bertepatan malam takbiran jelang lebaran Idul Fitri 1430 Hijriah tahun 2009, Pemerintah Kota Parepare mulai mengaktifkan hotspot internet gratis di Lapangan Andi Makkasau yang berlokasi di tengah-tengah Kota Parepare.

Pemfungsian hotspot berbasis speedy tersebut, merupakan salah satu dari beberapa hotspot gratis yang akan disediakan Pemerintah Kota Parepare dalam waktu dekat. Tahun 2010, pemerintah daerah juga telah memprogramkan layanan hotspot internet di area Kompleks Kantor Walikota Parepare yang dapat menjangkau Kantor DPRD Kota Parepare yang lama dan baru, Kantor Bappeda dan Kantor Dinas Pengelola Keuangan Daerah.

Kabag Humas Sekretariat Daerah Kota Parepare, Iwan Asaad, Jumat (25/9) mengatakan, kebijakan pengadaan hotspot gratis di areal Kompleks Kantor Walikota Parepare ditempuh untuk mendukung penerapan sistem layanan lalu lintas persuratan dinas secara online via email bagi SKPD dalam lingkup Pemerintah Kota Parepare. Menurut Iwan, kebijakan penyediaan layanan internet gratis secara nirkabel di beberapa titik di Kota Parepare akan terus dilakukan secara bertahap.

Untuk layanan hotspot di Lapangan Andi Makkasau, bagi masyarakat yang berkeinginan memanfaatkan fasilitas ini kata Iwan, cukup membawa Notebook yang memiliki fasilitas wireless atau Handphone yang memiliki wi-fi. “Caranya sangat mudah, aktifkan wirelessnya, kemudian akan muncul tulisan Humas Pemda Parepare. Selanjutnya, klik pada tulisan dimaksud dan setelah itu anda bisa berinternet dan mengunjungi situs-situs yang diinginkan,” katanya.

Dia juga menjelaskan, rencana awal kekuatan sinyal hotspot hingga 800 meter, oleh tim teknis diputuskan dilakukan pembatasan dengan tujuan untuk lebih memaksimalkan daya jangkau hotspot. Ini juga kata Iwan, dilakukan untuk mewujudkan tujuan awal pengadaan hotspot di lapangan yang merupakan alun-alun kota dan pusat berbagai kegiatan dan aktifitas warga tersebut.

“Kebijakan pembukaan hotspot di Andi Makassau dimaksudkan untuk meramaikan lapangan ini. Namun jika daya jangkauannya mencapai hingga 800 meter, maka kemungkinan besar orang memilih mengakses di rumah mereka masing-masing, sehingga tim melihat ini bagusnya dibatasi cukup di Lapangan Andi Makkasau saja. Selain itu, dengan mengurangi kekuatan daya jangkaunya, maka kekuatan sinyalnya akan lebih maksimal pada areal yang diinginkan (Lapangan Andi Makksau-red),” katanya.

Terhadap kekhawatiran bahwa kapasitas hotspot tidak akan mencukupi karena kemungkinan banyaknya masyarakat yang memanfaatkan fasilitas internet gratis ini, Iwan mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir mengingat hingga saat ini layanan Charge Batterai Laptop di lapangan Andi Makkasau belum tersedia, sehingga penggunaan intenet juga menjadi terbatas. Sementara bagi mereka yang mengalami keluhan atau masalah dalam penggunaan layanan ini, dia mempersilahkan masyarakat mengirimkan pesan singkat ke Bagian Humas via SMS (0812 4135 0077) atau lewat email: humas@pareparekota.go

Senin, 31 Agustus 2009

BANTU PEMBANGUNAN MASJID, PEMDA KUCURKAN RATUSAN JUTA RUPIAH


PAREPARE - Setidaknya 116 buah masjid dalam wilayah Kota Parepare dalam waktu dekat akan memperoleh bantuan pembangunan dari Pemerintah Kota Parepare. Bantuan ini rencanannya akan diserahkan secara simbolis oleh Walikota Parepare, H. Mohammad Zain Katoe bertepatan dengan pencanangan kegiatan Safari Ramadhan 1430 Hijriah tahun 2009 di Masjid Agung Parepare, 6 September 2009.

Kabag Humas Sekretariat Daerah Kota Parepare, Iwan Asaad, AP, M.Si, Kamis (31/8) mengatakan, besar bantuan setiap masjid jumlahnya bervariasi. Untuk Majid Agung yang jumlahnya satu buah, pemerintah daerah memberikan bantuan sebesar Rp. 2.500.000. Selanjutnya masjid besar yang jumlahnya tiga buah, besar bantuan yang diberikan masing-masing Rp. 2 juta.

Selebihnya, yakni masjid jami yang berjumlah 22 buah, pemerintah daerah memberikan bantuan pembangunan sebesar Rp. 1,5 juta untuk setiap masjid. Sementara untuk masjid biasa yang jumlahnya mencapai 88 buah pemerintah kota memberikan bantuan sebesar Rp. 1 juta. “Dengan demikian, total bantuan pembangunan yang diberikan pemerintah daerah untuk pembangunan masjid jami adalah Rp. 33 juta, dan Rp. 88 juta untuk masjid besar,” papar Iwan.

Selain bantuan pembangunan masjid, selama bulan suci Ramadhan tahun ini, pemerintah daerah, terang Iwan, juga memberikan bantuan dan insentif kepada 86 lembaga TKA/TPA, 323 orang guru mengaji tradisional , dan 114 orang imam termasuk penceramah di Barugae (Rumah Jabatan Walikota Parepare) serta 114 pegawai syara.

Tak hanya imam masjid dan pegawai syara, masih dalam rangkaian Ramadhan, Pemerintah Kota Parepare juga berencana mengalokasikan dana intensif untuk para Ustadz dan Ustadzah yang berjumlah 500 orang. Bantuan yang sama juga diberikan kepada lima buah panti asuhan, dan para pengelolahnya yang meliputi 66 orang pengasuh panti asuhan dan 257 anak panti.

Pada kesempatan tersebut, Iwan juga memaparkan schedule safari Ramadhan Pemerintah Kota Parepare tahun 2009. Usai pencanangan tanggal 6 September 2009 di Majid Agung Parepare kata Iwan, Walikota Parepare, H. Mohammad Zain Katoe secara beruntun dijadwalkan akan mengadakan safari Ramadhan di empat kecamatan yang ada, yakni Kecamatan Soreang pada tanggal 7 September, Kecamatan Ujung tanggal 8 September , Kecamatan Bacukiki Barat tanggal 9 September serta tanggal 10 September di Kecamatan Bacukiki.

Selasa, 18 Agustus 2009

HUMAS USULKAN INTERNET GRATIS DI LAPANGAN ANDI MAKASSAU


PAREPARE – Satu lagi terobosan berarti dilakukan Pemerintah Kota Parepare. Sebuah layanan hotspot gratis (akses internet tanpa kabel) dalam waktu dekat bakal dinikmati masyarakat Parepare. Tak tanggung-tanggung, hotspot yang direncanakan ditempatkan di Lapangan Andi Makassau Parepare ini akan menggunakan program speedy tertinggi. Dengan demikian, masyarakat dapat ‘ber-internet ria’ tanpa perlu terganggu oleh akes internet yang lambat.

Kabag Humas Sekretariat Daerah Kota Parepare, Iwan Asaad, AP, M.Si menegaskan, program ini merupakan komitmen Walikota Parepare untuk memberikan kemudahan akses internet kepada warga di daerah ini. Pihaknya kata dia, telah mengusulkannya sebagai salah satu kegiatan dalam APBD perubahan Kota Parepare tahun 2009.

Hotspot tersebut kata Iwan, akan dilengkapi antena berkekuatan besar dengan radius jangkauan 500 hingga 800 meter, serta tanpa password. Iwan berharap, program ini dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas, dan akan semakin meningkatkan melek teknologi informasi kepada masyarakat Parepare. Dengan adanya hotspot ini, masyarakat dapat mengakses internet secara gratis tanpa perlu memikirkan biaya internet lagi.

Sementara penempatannya di lapangan Andi Makassau kata Iwan, dimaksudkan agar masyarakat dapat mengakses internet dalam kondisi lebih santai dan lebih fresh. Keberadaan hospot gratis tersebut juga akan semakin membantu anak-anak sekolah di daerah ini dalam mengakses internet guna kebutuhan proses belajar mengajar mereka.

Di tempat terpisah, sejumlah wartawan menyatakan sangat mendukung rencana penempatan hospot gratis di Lapangan Andi Makkasau tersebut. “Saya pikir ini sebuah terobosan besar dan langkah maju yang dilakukan Pemerintah Kota Parepare. Ini juga bentuk kepedulian pemerintah daerah terhadap perkembangan dunia internet. Apalagi, saat ini kebutuhan akan informasi melalui internet dari masyarakat cukup besar sehingga memang perlu ada antisipasi. Salah satunya adalah melalui pengadaan hotspot gratis seperti ini,” kata Handy Hidayat, wartawan radio FM Mesra Parepare.

Sebelumnya, sejumlah hotspot gratis yang diselenggarakan pihak swasta, seperti di Kafe Karlos, Kafe Luky, Satria Wisata, serta kafe Transit yang ada di Jalan Sultan Hasanuddin, telah hadir lebih dahulu di Kota Parepare. Banyaknya perangkat yang telah dilengkapi dengan teknologi wireless yang lagi trend penggunaannya saat ini telah mendorong sejumlah pengelola kafe menyediakan layanan akses internet dengan teknologi wireless. Umumnya fasilitas hotspot tersebut disediakan terkait dengan kepentingan usaha mereka, seperti persentase atas pembelian makanan, atau voucher belanja.

RAMADHAN, JADWAL KERJA PNS BERKURANG


PAREPARE - Selama bulan suci ramadhan jadwal kerja pegawai lingkup Pemkot Parepare akan berkurang dibanding hari-hari biasa. Kepastian berkurangnya jam kerja pegawai (PNS dan tenaga honorer) tersebut tertuang dalam surat edaran Walikota Parepare, H. Mohammad Zain Katoe, yang sejak pekan lalu telah disebarkan kepada seluruh pimpinan unit kerja lingkup Pemkot Parepare.

Surat edaran bernomor: SE/155/Ortala/8/2009 dan tertanggal 13 Agustus 2009 tersebut, merupakan tindak lanjut dari surat edaran Gubernur Sulawesi Selatan, Nomor 061.2/4808/Hukum.Org perihal jam kerja pegawai lingkup pemeirntah kabupaten/kota se Sulawesi Selatan selama bulan suci Ramadhan 1430 Hijriah tahun 2009.

Bila sebelumnya jam kerja pegawai dimulai pukul 07.30 hingga pukul 16.00 Wita, maka selama bulan ramadhan jam kerja pegawai berubah menjadi pukul 08.00 hingga 15.00 Wita. Sementara untuk hari Jumat, jam masuk kerja dimulai pukul 08.00 Wita dan pulang pukul 15.30 Wita, atau bertambah setengah jam dibanding jam kerja Senin-Kamis. Apel pagi dan siang ditiadakan, kecuali upacara setiap hari senin.

Selain itu, dalam surat edaran tersebut juga diatur jam istirahat. Kecuali Jumat, selama ramadhan jam istirahat PNS berkurang setengah jam setiap harinya. Bila sebelumnya berlangsung satu jam penuh yakni antara pukul 12.00 sampai pukul 13.00, maka selama ramadhan berkurang setengah jam, yakni mulai pukul 12.00 sampai pukul 12.30.

Kabag Humas Sekretariat Daerah Kota Parepare, Iwan Asaad AP, M.Si membenarkan adanya perubahan jadwal kerja pegawai tersebut. Dia mengatakan, jadwal baru tersebut akan mulai diberlakukan secara efektif saat masuk puasa hingga akhir ramadhan dan kegiatan cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1430 Hijriah tahun ini.

Selain jadwal masuk dan pulang kerja yang diatur dalam surat edaran Walikota Parepare, pemerintah daerah kata Iwan, juga mengatur kegiatan apel pagi dan kegiatan olah raga, dimana selama ramdahan dua kegiatan ini ditiadakan. “Diharapkan, jadwal ini dapat diikuti oleh semua pegawai sehingga pelayanan masyarakat dapat tetap lancar,” katanya.

Khusus untuk unit kerja yang melakukan pelayanan umum, seperti Rumah Sakit, Puskesmas, petugas Dinas Kebersihan, petugas lapangan Dinas Perhubungan, petugas Kantor Pelayanan Perizinan, dan Petugas Satua Polisi Pamong Praja, Petugas UPTD Pemadam Kebakaran, Petugas UPTD Pengelola Pasar, serta petugas UPTD Penerangan Jalan diatur dengan cara kerja shift (bergantian). “Dengan demikian tidak terjadi kevakuman tugas dan masyarakat tidak dirugikan oleh aturan ini,” tegasnya.

Senin, 03 Agustus 2009

PAREPARE NOMINATOR PENERIMA AWARD SPIPM DI INDONESIA


PAREPARE – Setelah ditetapkan sebagai salah satu case study penerapan Sistem Pelayanan Informasi dan Pengaduan Masyarakat (SPIPM) 10 kabupaten/kota di Indonesia oleh Depdagri RI Bulan Februari 2009 lalu, Pemerintah Kota Parepare kembali memperoleh apresiasi sekaitan penyelenggraan SPIPM yang dikelola Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota Parepare selama ini. Kali ini datang dari World Bank (Bank Dunia) yang menilai Pemerintah Kota Parepare telah melakukan langkah-langkah berarti dalam penyelenggaraan SPIPM dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Bahkan, sebagaimana disampaikan Matt Zurstrassen, World Bank Satellite Office Bank Dunia, Pemerintah Kota Parepare berpeluang besar menjadi nominator penerima Award penyelenggaraan SPIPM terbaik di Indonesia tahun 2009. Hal ini ditegaskan Matt Zurstrassen saat melakukan tatap muka dengan Kabag Humas Sekretariat Daerah Kota Parepare, Iwan Asaad, AP, M.Si di ruang Media Centre Pemkot Parepare, Senin (3/8).

Pada kesempatan tersebut, Matt Zurstrassen yang didampingi Mohammad Doddy Kusadrianto dari United Nations Develpoment Programme (UNDP) banyak mempertanyakan sejauhmana efektifitas serta prosedur sistem pelayanan pengaduan masyarakat yang diselenggarakan Pemerintah Kota Parepare, termasuk kemungkinan pengembangannya ke depan. Mereka juga mempertanyakan prosedur tindak lanjut yang ditempuh terhadap aduan yang masuk, baik melalui email yang ada di website Pemkot Parepare (Sistem Informasi Pelayanan Pengaduan) maupun melalui SMS Centre.

Menjawab berbagai pertanyaan tersebut, Kabag Humas, Iwan Asaad AP, M.Si menegaskan, motivasi awal munculnya SPIPM Pemkot Parepare didasari oleh kenyataan meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak dan tanggung jewab mereka dalam pengelolaan pemerintahan. Merespon hal ini, Pemerintah daerah memandang perlu diciptakan sebuah mekanisme pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat yang mudah, cepat serta dapat diakses oleh semua pihak (masyarakat sebagai pengadu dan pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan public).

Iwan menjelaskan, pada dasarnya program layanan informasi dan pengaduan masyarakat Pemerintah Kota Parepare telah berjalan kurang lebih empat tahun, dan dalam rangka lahirnya mekanisme pelayanan pengaduan yang lebih baik, setiap tahun system ini terus dikembangkan. Salah satunya adalah pengembangannya SPIPM ke dalam sistem pengaduan berbasis website sebagaimana saat ini.

Tidak berhenti di situ saja, menyadari bahwa tidak semua masyarakat Parepare dapat mengakses internet, pemerintah daerah juga membuka forum terbuka kepada masyarakat melalui kegiatan Tudang Sipulung. Dalam kegiatan yang selalu dihadiri langsung Walikota Parepare ini, masyarakat dapat langsung mempertanyakan berbagai hal terkait pelayanan pemerintah kota, termasuk isu-isu lain berkaitan dengan hajat hidup mereka sehari-hari.

Mengenai follow up terhadap aduan yang masuk, Iwan Menjelaskan, untuk aduan atau informasi yang disampaikan melalui SIPP, karena telah berbasis website dimana dapat diakses di mana dan kapan saja, maka Walikota Parepare melalui ajudan biasanya langsung memerintahkan pimpinan unit kerja terkait untuk menindaklanjuti pengaduan atau informasi tersebut. Sementara untuk aduan atau informasi yang disampaikan melalui SMS Centre, oleh Bagian Humas diprint out dan menjadi salah satu bahan informasi dan laporan kepada Walikota Parepare pada kegiatan coffee morning yang diselenggarakan setiap Minggunya.

Menanggapi penjelasan yang disampaikan Iwan Asaad, Matt Zurstrassen mengatakan, pihaknya cukup merespon apa yang telah dilakukan Pemerintah Kota Parepare, dan informasi yang mereka pereleh akan menjadi bahan evaluasi pihaknya sekaitan support Bank Dunia dalam mendorong penyelenggaraan tata kelola pemerintahan di Indonesia. Pihaknya kata dia, juga akan mengupayakan adanya dukungan dari pemerintah pusat terhadap apa yang telah dilakukan pemerintah Kota Parepare dalam penyelenggaaraan SPIPM di daerah ini.

PAREPARE TERIMA PENGHARGAAN BIDANG KB


PAREPARE- Prestasi kembali ditorehkan Pemerintah dan masyarakat Kota Parepare dengan meraih penghargaan bidang Keluarga Berencana (KB). Penghargaan tersebut diserahkan Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo kepada Wakil Walikota Parepare, H Sjamsu Alam di Gedung Balai Manunggal, Rabu ( 29/7).
Wakil Walikota Parepare melalui Kabag Humas, Iwan Asaad mengungkapkan penghargaan sebagai Pembina keluarga balita ideal terbaik Tingkat Propinsi Sulawesi Selatan. Penghargaan yang diberikan ini merupakan hasil pencapaian Komitemen Kinerja Semester I Tahun 2009 serta jasa-jasa yang sangat menonjol dalam pengembangan KB di daerah

Selain Parepare, terang Iwan, daerah lain yang diundang menerima penghargaan di Sulawesi Selatan yakni Makassar,Gowa,Wajo,Sidrap dan Bantaeng. Penghargaan ini diberikan dalam rangka Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas XV) Tahun 2009.

Dalam kesempatan terpisah,Kaban KB dan Pemberdayaan Perempuan, Muh Hasbi Yusuf, mengungkapkan bahwa selain mendapat peringkat I pembina balita ideal, Parepare juga berhasil dalam Lomba program KB lainnya yang diperlombakan(*)

Minggu, 21 Juni 2009

HUMAS BEDAH RUMAH WARGA


PAREPARE – Berbeda tahun-tahun sebelumnya, pada kegiatan Program Peningkatan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) Kota Parepare tahun 2009, Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota tidak saja melengkapi fasilitas rumah binaannya dengan hal-hal yang merupakan item penilaian tim penilai provinsi, tetapi juga melakukan kegiatan renovasi rumah milik I Kasse, salah satu rumah binaan program P2WKSS tahun ini.

Kegiatan yang berlangsung Sabtu (20/6) ini sempat menarik perhatian warga sekitar, dan berjalan layaknya program bedah rumah yang pernah hit di salah satu televisi nasional beberapa waktu lalu. Sejumlah warga sekitar rumah I Kasse yang tak lain adalah anak, cucu dan menantu I Kasse sendiri, turut membantu kegiatan renovasi rumah tersebut.

Menurut Kabag Humas, Iwan Asaad, AP, M.Si, kebijakan bedah rumah oleh pihaknya ditempuh sehubungan kondisi rumah I Kasse yang memprihatinkan. Apalagi, tambahnya, orang tua yang diperkirakan telah berumur lebih seratus tahun ini tidak memiliki keuangan memadai untuk memperbaiki sendiri rumahnya.

Selain kondisi kesehatan dan umur yang tidak lagi memungkinkan, I Kasse juga hanya tinggal berdua bersama anak menantu laki-lakinya yang berprofesi sebagai pekerja tak menentu. Sementara anak bungsu I Kasse yang sebelumnya tinggal bersama dirinya, pergi merantau ke Kalimantan. “Ada banyak hal yang kami coba lakukan, tetapi kami melihat bahwa prioritas yang paling dibutuhkan I Kasse adalah perbaikan rumah,” kata Iwan Asaad.

Selain serambi bagian depan yang diperbaiki dengan mengganti atap dan kayu balok-balok penyangga atap dengan seng dan kayu yang baru, pihaknya kata Iwan, juga melakukan pergantian dinding rumah I Kasse dengan bahan yang lebih baru. Selain itu, juga dilakukan pengecetan pada dinding dan tiang-tiang rumah untuk menghilangkan kesan kumuh. Iwan berharap, ke depan program P2WKSS dapat diselenggrakan secara lebih baik lagi, sehingga benar-benar dapat memberi manfaat kepada warga binaan.

Pelaksanaan program ini menurut Iwan, desain awalnya tidak saja diperuntukan pada fisik, tetapi juga penguatan pada kegiatan non fisik. Sehingga, ke depan kata dia, harus dilakukan dalam rentang waktu yang cukup dan tidak berlangsung seminggu atau dua minggu sebagaimana saat ini. Sementara itu, melihat kondisi rumahnya yang telah sedikit membaik dari sebelumnya, I Kasse cuma berujar singkat, “makanjami bolaku,” ujarnya dalam bahasa Bugis.